Fan Fiction


PREGNANCY



Yeonrin PoV~


Aku menghela nafas. Yah usiaku kehamilanku sudah memasuki bulan ke 4. Walaupun begitu aku masih aktif dalam membuat artikel majalah. Dari pada aku mati kebosanan di rumah, lebih baik aku membuat kesibukan sendiri. Ah ya, di perutku ini terdapat jabang bayi hasil pernikahanku dgn nampyeonku yg super AB. Yak, dia adalah Kim Hee Chul. Namja yg sudah menjadi nampyeonku selama 4 bulan. Aku sangat bahagia, tapi ada rasa kecewa yg ada di dalam batinku karena ia sangat sibuk sekali. Bahkan ia sering tidak pulang dan menginap di dorm SuJu. Maka dari itu aku belum mengambil cuti hamil.

”Yak! Ori Bengong aja” kata Minhee mengagetkanku. Aku terkesiap dan mengusap wajahku. Minhee punya kebiasaan menyingkat nama seseorang, katanya supaya lebih mudah dalam menyebutkannya. Dan aku dipanggil Ori yg artinya Eonni Yeonrin sedangkan Heechul dipanggil Kimchi yg singkatan dari Kim Hee Chul. Aku manut-manut saja dipanggil seperti itu sedangkan Heechul sering marah-marah karena ia disamakan dengan makanan.

”Hehe. Banyak pikiran” kataku

”Pasti Kimchi oppa ya ori?” tanya Minhee. Aku mengangguk kecil. ”Bersabarlah ori. Kimchi oppa kan sibuk, aku yakin pasti oppa mengerti perasaanmu” hibur Minhee. Perkataan Minhee memang ada benarnya, tapi dalam hati aku ingin sekali memeriksa kandungan berdua dgn nampyeonku. Seperti Siwon-Hye eun dan Ryeowook-Eunmi yg sekarang sudah dikaruniai malaikat kecil bernama Soori dan Jangmi.

”Tuh kan ori bengong lagi. Nanti klo Heerin hobi banget bengong kayak Ori gimana hayo?” kata Minhee. Aku tersenyum kecil. Kemudian Hye-eun dan Eunmi pun bergabung.

”Yeonrin-ah kau tak periksa kandungan?” tanya Hye-eun

”Mungkin besok chingu. Aku tunggu kabar dari Chullie dulu” kataku

”Jangan bilang si AB itu tidak memerhatikan kandunganmu” kata Eunmi setengah kesal. Aku meringis mendengarnya

”Boe? Ori serius? Ori kenapa tidak bilang tadi?” tanya Minhee

”Omona kalian ini. Aku baik-baik saja sungguh” kataku. ”Ngomong-ngomong Jangmi sama Soori kemana?” tanyaku mengalihkan pembicaaan

”Main di kantorku. Sekarang kembali ke topik yg tadi. Si Chullie tidak merawatmu?” tanya Eunmi. Memang Eunmi-eonn paling tidak bisa dialihkan  -___-

”Begitulah Eonni. Chullie terlalu sibuk sampai ia tidak punya waktu utk merawatku. Bahkan ia sering tidak pulang dan pas kutelpon ternyata ia menginap di dorm. Maka dari itu aku tunggu kabar dari Chullie kapan ia punya waktu utk menemaniku” kataku

”Aish si AB itu kejam sekali” komentar Hye-eun yg disertai anggukan dari Minhee

”Sudahlah. Aku mengerti kalau ia sibuk” kataku

”Tapi walaupun ia sibuk seharusnya ia masih bisa menyempatkan waktu untukmu” kata Eunmi

”Ne. Si tua Sooman itu benar-benar tidak berperi-kemanusiaan” kata Hye-eun. Kadang ia bisa berkata kasar seperti itu kalau ia sedang kesal. Aku hanya menghela nafas mendengar komentar mereka.




”Aku pulang” gumamku begitu aku sampai di rumah. Aku bingung karena kondisi rumah dalam keadaan terbuka. Gerbang yg tidak terkunci, Lampu menyala dari dalam rumah. Otomatis aku berpikir kalau rumahku kemasukan pencuri, jadi buru-buru aku masuk ke dalam rumah tidak peduli kondisiku yg sedang mengandung. Begitu aku membuka pintu depan tiba-tiba saja sesorang memelukku erat sekali.

”Selamat datang chagiya” bisiknya. Aku melepas pelukannya dan menatapnya datar

”Kau tidak bilang kalau kau akan pulang hari ini” kataku

”Sengaja. Aku ingin mengagetkanmu” kata Heechul dgn seringai khasnya

”Mianhae cinderella. Tapi usahamu tidak membuatku terkejut” kataku dan ngeloyor ke kamar

”Jangan bohong. Aku tau kau tadi pasti panik karena gerbang tidak dikunci” kata Heechul sambil menarik tanganku

”Tidak tuh” kataku sambil berusaha melepas cengkraman tangannya

”Jiinja? Aish kenapa kau tidak terkejut sama sekali sih?” tanya Heechul bingung. Aku terkikik pelan

”Sudahlah. Aku dan Heerin lelah” kataku dan pergi ke kamar

”Besok kita periksa Heerin ya ke rumah sakit. Aku khawatir padanya” kata Heechul yg membuat keraguanku padanya sedikit hilang. Aku hanya tersenyum kecil.




Keesokan harinya, tepatnya hari Sabtu pagi aku sudah membuat janji dgn dokter kandungan di Rumah Sakit Universitas Seoul. Dokter itu kebetulan adalah yeojachingu temannya Chullie, Yesung. Aku tersenyum melihat Chullie antusias dengan kehamilanku ini. Entah apa yg baru saja menimpanya, tetapi yg jelas aku senang. Aku akan di USG pukul 10 pagi, ditemani Heechul tentunya. Sepanjang perjalanan ia menggengam tanganku terus

”Tumben sekali kau seperti ini. Kepalamu terbentur sesuatu ya?” tanyaku

”Aish, jahat sekali kau chagiya. Masa nampyeonmu sendiri dibilang begitu?” kata Heechul sewot

”Omona aku kan cuma tanya, Cinderella. Biasanya kan kau cuek sekali padaku” kataku

”Mianhae kalau aku sangat cuek padamu kemarin. Maka dari itu aku seperti ini. Aku ingin membayar waktu-waktu kita kemarin dgn sekarang” kata Heechul sambil tetap berkonsentrasi mengemudi. Aku sangat bahagia mendengar perkataannya. Tak terasa kami sudah sampai di rumah sakit. Dengan hati-hati Heechul membantuku turun dari mobil. Aku jadi risih sendiri.

”Oppa kau ini berlebihan. Aku ini hamil 4 bulan, belum 8 bulan. Jadi berhentilah bersikap seperti itu” kataku

”Tuh kan. Kalau aku cuek salah, aku perhatian juga salah. Maumu apa sih chagiya?” keluh Heechul

“Tapi jangan berlebihan begitu. Aku risih tau” kataku

”Heerin, eomma-mu itu kenapa sih? Dari tadi appa diomeli terus sama eomma-mu” kata Heechul

”Yak! Beraninya menjelek-jelekkan istrimu di depan anakmu!” bentakku

”Tuh kan Heerin. Appa diomeli eomma-mu lagi. Kalau Heerin sudah lahir jangan seperti Eomma ya” goda Heechul

“Yak! Kau ini hobi sekali sih membuatku marah-marah?” bentakku kesekian kalinya

“Hehe, ayo kita masuk chagiya. Orang-orang sudah memerhatikan kita” kata Heechul yg dihiasi dgn senyum jahilnya sambil menarik tanganku. Aku memanyunkan bibirku. Aku benar-benar bingung dgn nampyeonku sendiri. Kemarin ia sudah membuatku seperti orang tertekan karena sikap acuhnya, sekarang ia malah jadi perhatian seperti ini.




“Annyeong Yoonhee-sshi” kata Heechul terlebih dulu saat kami masuk ke ruang periksa

“Annyeong Oppa. Lama tak jumpa. Silahkan duduk” kata Yoonhee

“Aaah gomapta” kata Heechul dan duduk di kursi. ”Kenalkan ini istriku, Yeonrin” kata Heechul

“Annyeong Eonni. Yoonhee-imnida. Bangapseumnida” kata Yoonhee sambil membungkuk

“Aah. Yeonrin-imnida. Nado bangapseumnida” kataku

“Mau dimulai sekarang eonni? Karena aku tidak punya waktu banyak. Nanti jam 11 aku ada perlu” kata Yoonhee

”Ara. Mianhae aku merepotkanmu Yoonhee-sshi” kata Heechul

”Gwenchanayo oppa. Kajja eonni kita mulai sekarang USG-nya” kata Yoonhee. Aku mengangguk dan bangkit dari kursiku

”Yoonhee-sshi, kalau aku menemaninya tidak apa kan?” tanya Heechul

”Gwenchana oppa. Kau kan nampyeonnya. Masa tidak boleh?” kata Yoonhee yg sibuk memasang alat. Aku hanya tersenyum kecil sambil merebahkan tubuhku di tempat tidur.

”Eonni mianhae, tolong perutmu” kata Yoonhee sambil memberi isyarat. Aku mengangguk mengerti. Setelah itu Yoonhee mengoleskan gel dingin ke perut bawahku. Kemudian ia menempelkan kamera USG tepat di atas gel. Di layar terlihatlah rahimku. Anehnya tidak ada yg bergerak disana. Nampaknya Yoonhee sedikit bingung. ”Eonni, berapa usia kandunganmu?” tanya Yoonhee

”Kira-kira 4 bulan” kataku

”Ada yg aneh disini” kata Yoonhee

”Waeyo Yoonhee-sshi?” tanya Heechul

”Bayinya menghilang” kata Yoonhee. ”Mianhaeyo Eonni dan Oppa. Cobalah beberapa bulan lagi” kata Yoonhee pasrah. Aku langsung paham maksud Yoonhee barusan dan sepanjang perjalanan pulang aku terus-terusan diam.



Keesokan harinya~

Heechul PoV~

”Chagiya! Selamat pagi! Kita jalan-jalan yuk. Udaranya segar loh” kataku. Tapi Yeonrin hanya diam saja. Aku menghela nafas. “Chagiya. Kau kenapa? Kemarin kau masih mengomeli-ku. Kenapa sekarang jadi diam begini?” tanyaku sambil membelai lembut rambutnya. Tetap saja ia tidak bergeming. Pandangannya kosong. Aku miris melihatnya. Tiba-tiba ponselku bergetar berulang kali, ada panggilan masuk.

”Yoboseyo?” kataku setelah mengangkat telepon

”Hyung? Kau datang latihan nanti?” tanya Eunhyuk

”Aniyo. Aku harus menjaga Yeonrin” kataku

”Memangnya noona kenapa hyung?” tanya Eunhyuk

”Molla. Aku bingung dia kenapa. Padahal kemarin ia baik-baik saja” kataku

”Apa perlu kami kesana? Mungkin saja kami bisa menghibur noona” kata Eunhyuk

”Sudah tak apa. Kalian latihan saja. Tidak perlu mengkhawatirkanku disini” kataku

“Baiklah. Kalau ada apa-apa beritahu kami ya hyung” kata Eunyhyuk

“Ne” jawabku singkat. Telepon terputus. Aku mendekati Yeonrin dan memeluknya erat. ”Chagiya, ada apa dengan dirimu? Kenapa kau jadi begini? Katakan sesuatu chagiya” kataku. Tetap saja ia tak bersuara sedikitpun. Akupun pasrah tidak bisa berbuat apa-apa.



Malamnya~


Malamnya aku tidak bisa tidur. Entah karena aku kepikiran Yeonnie atau apa intinya aku tidak bisa tidur. Aku memutuskan utk menonton tv di ruang tengah. Tapi karena lama-lama aku bosan karena sedari tadi semua channel menampilkan beberapa cuplikan ttg super show kemarin, aku kembali ke kamar. Baru saja aku mau masuk tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Buru-buru aku masuk dan ternyata Yeonrin sedang menangis. Aku langsung menghampirinya.

”Chagiya! Kau kenapa? Gwenchanayo?” tanyaku panik

”Oppa. Mi-mianhae aku kehilangan anak kita” kata Yeonrin sesegukan

”Ssh! Chagiya tenanglah. Tabahkan dirimu. Aku tau kau sangat terpukul waktu Yoonhee-sshi bilang soal itu, tapi kumohon jangan diam seperti itu. Aku jadi khawatir” kataku

”O-oppa. A-aku minta ma-af” kata Yeonrin lagi. Masih sesegukan

“Gwenchanayo chagiya. Bukan salahmu” kataku sambil mengelus lembut punggung Yeonrin

”I-ini sa-salahku. Ka-kalau aku ti-dak me-nyibukkan di-ri. Pasti.. Heerin.. Anak kita.. Masih..” kata Yeonrin terputus-putus

“Sssh! Sudah sudah. Tenangkan dirimu Yeonrin. Sebentar aku ambilkan air minum dulu” kataku dan melesat menuju dapur dan mengambilkan segelas air utk Yeonrin. Setelah itu aku mengambil biskuit coklat kesukaan Yeonrin supaya mood-nya membaik. Kemudian aku langsung kembali ke kamar. Perlahan Yeonrin menyesap air putih yg tadi kubawa. Ia pun mulai bisa bernafas dengan lega karena setahuku Yeonrin punya penyakit sesak nafas.

”Oppa. Mianhaeyo” lirih Yeonrin

”Gwenchana chagiya. Ini makan dulu. Kau tadi belum makan” kataku sambil menyodorkan biskuit coklat. Yeonrin menggeleng

”Aku tidak lapar oppa” kata Yeonrin

”Ya sudah. Tidur lagi saja ya” kataku. Yeonrin mengangguk dan kembali tidur. Akupun ikut tidur disampingnya. Karena takut kalau-kalau Yeonrin kembali menangis, aku memeluknya semalaman.




Author PoV~


3 bulan setelah kejadian itu, Heechul dan Yeonrin pergi ke Jepang utk bulan madu selama sebulan sekalian liburan. Sepulang dari Jepang, Yeonrin hamil utk kedua kalinya. Kali ini Yeonrin memilih utk tidak terlalu sibuk. Pengalaman kemarin sudah cukup membuatnya merasa kehilangan anak yg ia kandung dan dari pengalaman itulah Yeonrin jadi lebih berhati-hati. Heechul pun belajar bahwa ia juga harus memberikan perhatian ekstra terhadap Yeonrin. Dan 9 bulan kemudian suara tangis bayi menghiasi rumah Heechul-Yeonrin. Bayi kecil itu mereka namakan ’Kim Sae Rin’. Entah apa maknanya. Tapi yg jelas kebahagiaan terpancar dari pasangan Yeon-Chul. Tiba-tiba Yeonrin teringat sesuatu.

”Chagiya, kau belum cerita kenapa kau berubah drastis waktu kehamilan pertamaku. Sekarang ayo cerita” kata Yeonrin sewaktu seluruh member Super Junior lengkap dgn pacar/istri mereka sedang berkumpul di rumah Yeon-Chul

”Jadi begini. Aku mendapat cerita dari Siwon. Siwon pun tau dari Hye-eun. Katanya kau sering menyibukkan diri di kantor. Dan kau cerita ke Minhee katanya kau sedih karena aku ini sangat cuek padamu. Leeteuk-hyung yg waktu itu ada di sebelahku langsung menasihatiku supaya aku tidak bersikap cuek” tutur Heechul

”Omona. Jadi kau berubah karena..”

”Ne. Karena cerita dari Siwon dan nasihat Leeteuk-hyung”

”Aku harus berterima kasih pada mereka”

”Harus”

”Ahjusshi, Ahjumma, boleh kami melihat Saerin-ah?” kata Jangmi dan Soori yg tiba-tiba saja muncul di dekat Yeon-Chul

”Boleh. Ayo Ahjusshi temani” kata Heechul. Yeonrin tersenyum melihat kedua keponakannya itu. Yeonrin tau pengalaman ’kehilangan-heerin’ itu tidak ringan dan tidak manis, tetapi ia ingin mengganti kenangan pahit itu dgn kenangan manis yg akan terjadi antara keluarga baru ini.



THE END